INDOPOS.CO.ID - Sejumlah travel biro perjalanan rohani Kristen meluncurkan (launching) Asosiasi Perjalanan Wisata Penyelenggara Tours Ziarah Indonesia (IPTAA), di Jakarta, Jumat (1/3/2019).
Ketua Umum IPTAA, Maurizio Arifin Koeswara mengatakan, visi dari asosiasi ini menjadi wadah bagi penyelenggara wisata ziarah rohani Kristiani yang profesional, bertanggung jawab, bermoral, dan melayani pelanggan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan nilai Kristiani, serta dapat memajukan semua anggotanya.
Sedangkan misinya ada enam. Pertama, membina serta mengayomi untuk dapat memajukan para penyelenggara perjalanan ziarah wisata rohani Kristiani. Kedua, meningkatkan kompetensi, integritas dan perilaku profesional dari setiap anggota sebagai penyelenggara wisata ziarah rohani Kristiani. Ketiga, menerapkan standar kompetensi yang sehat bagi para sesama penyelenggara ziarah rohani Kristiani.
"Keempat, berperan aktif dalam pengembangan wisata ziarah rohani Kristiani baik dalam lingkup nasional dan internasional. Kelima, membangun Kode Etik Pengusaha Wisata Ziarah Rohani Kristiani. Dan terakhir, saling membantu antarsesama anggota," ujarnya kepada INDOPOS melalui pesan tertulis, Minggu (3/3/2019).
Sementara, Dirjen Bimas Kristen RI, Prof Dr Thomas Pentury mengatakan, dengan terbentuknya IPTAA, perjalanan ziarah rohani harus dimaknai sebagai bagian dari proses liturgi iman, sehingga perlu dilaksanakan dengan baik. Thomas berharap asosiasi ini dapat memainkan perannya dengan baik.
"Tentu tidak mudah bagi IPTAA. Sebab, itu harus ada regulasi yang dapat mengatur perilaku semua anggota," katanya. Secara legal formal, berdasarkan akta notaris IPTAA telah memiliki 54 anggota. (mdo)
Ketua Umum IPTAA, Maurizio Arifin Koeswara mengatakan, visi dari asosiasi ini menjadi wadah bagi penyelenggara wisata ziarah rohani Kristiani yang profesional, bertanggung jawab, bermoral, dan melayani pelanggan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan nilai Kristiani, serta dapat memajukan semua anggotanya.
Sedangkan misinya ada enam. Pertama, membina serta mengayomi untuk dapat memajukan para penyelenggara perjalanan ziarah wisata rohani Kristiani. Kedua, meningkatkan kompetensi, integritas dan perilaku profesional dari setiap anggota sebagai penyelenggara wisata ziarah rohani Kristiani. Ketiga, menerapkan standar kompetensi yang sehat bagi para sesama penyelenggara ziarah rohani Kristiani.
"Keempat, berperan aktif dalam pengembangan wisata ziarah rohani Kristiani baik dalam lingkup nasional dan internasional. Kelima, membangun Kode Etik Pengusaha Wisata Ziarah Rohani Kristiani. Dan terakhir, saling membantu antarsesama anggota," ujarnya kepada INDOPOS melalui pesan tertulis, Minggu (3/3/2019).
Sementara, Dirjen Bimas Kristen RI, Prof Dr Thomas Pentury mengatakan, dengan terbentuknya IPTAA, perjalanan ziarah rohani harus dimaknai sebagai bagian dari proses liturgi iman, sehingga perlu dilaksanakan dengan baik. Thomas berharap asosiasi ini dapat memainkan perannya dengan baik.
"Tentu tidak mudah bagi IPTAA. Sebab, itu harus ada regulasi yang dapat mengatur perilaku semua anggota," katanya. Secara legal formal, berdasarkan akta notaris IPTAA telah memiliki 54 anggota. (mdo)